Lapak PKL Liar di Bibir Pantai Jatimalang Bakal Disterilkan
MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Purworejo akan bertindak tegas memindahkan semua lapak pedagang kaki lima (PKL) yang berada di bibir pantai ke zona yang telah disiapkan di Pantai Jatimalang Kecamatan Purwodadi. Langkah itu menjadi respons atas laporan sebagian pedagang di shelter kuliner yang mengeluh sepi pembeli karena masih ada pedagang yang berjualan di bibir pantai. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Purworejo, Agung Wibowo, mengungkapkan bahwa zona khusus untuk kuliner disiapkan berupa kios atau shelter kuliner dalam penataan Pantai Jatimalang. Ke depan, kawasan di depan shelter kuliner hingga bibir pantai akan dibuat bersih terbebas dari PKL dan bangunan liar. “Nanti akan kita relokasi semuanya ke shelter kuliner, jadi tidak ada pedagang maupun bangunan liar di luar zonasi yang sudah kita siapkan. Dan pola yang kami terapkan, kami menyiapkan dulu tempat untuk relokasi, baru kami akan memindahkan para pedagang ke sana,” kata Agung, kemarin. Baca Juga Tertipu, Para Pengikut Keraton Agung Sejagat (KAS) Syok Menanggapi keluhan masih sepi pembeli oleh para pedagang yang telah menempati shelter kuliner, Agung menjelaskan, karena memang proses pembangunan shelter kuliner belum selesai keseluruhan sehingga belum semua pedagang dapat dipindahkan. Tahun 2020 ini, Pemkab akan melanjutkan pembangunan shelter kuliner sebanyak 26 unit untuk merelokasi pedagang yang masih tersisa. Selain itu, pada 2019 lalu masih dilakukan penataan landscape di depan shelter kuliner serta area parkir juga masih dibangun. Sehingga, otomatis pengunjung belum banyak yang menuju ke arah barat atau ke area shelter kuliner. “Tapi sekarang sudah bisa dilihat, mulai dari bulan Desember lalu, pengunjung sudah mulai duduk-duduk di gazebonya (di area landscape depan shelter kuliner), mereka sudah menikmati vegetasi yang ada, taman, walking tracknya, mereka sudah mulai bergeser ke sebelah kanan (barat, red),” jelasnya. Pada 2020 ini, lanjut Agung, selain membangun tambahan shelter kuliner untuk merelokasi pedagang yang masih ada di dekat bibir pantai di sisi timur, juga akan menambah dan memaksimalkan lagi area parkir di belakang shelter kuliner. Sehingga diharapkan pengunjung akan bergeser ke arah barat yang terdapat shelter kuliner. Mengenai pedagang yang saat ini masih berjualan di kawasan bibir pantai, sudah terdata oleh Pemerintah Desa dan juga telah dikoordinasikan dengan Forkopimcam. Selain ada pedagang baru, sebagian dari mereka merupakan pedagang yang telah direlokasi di shelter kuliner tapi karena sepi pembeli kemudian kembali mendekat ke bibir pantai. “Tanggal 23 Desember kemarin sudah kita sosialisasikan, ke teman-teman (pedagang), mereka nanti juga akan siap untuk memasuki kios-kiosnya, termasuk untuk beberapa yang tambahan (pedagang baru, red) akan kita sediakan lahan di sekitar menara, ada beberapa los yang terbuka, akan kita tempatkan di sana,” ungkapnya.\\\\ Baca Juga Stok Makanan Menipis, Kera Gunung Tidar Turun ke Rumah Warga Agung menegaskan, ke depan kawasan di depan shelter kuliner sampai ke bibir pantai akan terbebas atau bersih dari PKL, sehingga ketika wistawan datang tidak akan terganggu dengan pemandangan yang kurang mengenakkan. Untuk mengontrol ketertiban, pihaknya juga telah mendirikan pos keamanan terpadu di menara pandang dilengkapi dengan ATV untuk petugas keamanan. Selain itu, rencananya juga akan dipasang kamera CCTV untuk pemantauan. “Harapan kami nanti di sana akan menjadi patroli gabungan baik dari pihak Kepolisian, TNI, Pos AL, SAR, Satpol PP, dan dari Dinas Pariwisata sendiri. Jadi ketika di sana ada yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada, dari tim ini yang akan turun untuk mengingatkan ataupun membantu merapikan mereka,” tegasnya. (top)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: